Pasar Kumandang adalah destinasi wisata yang menyajikan kuliner Tempo Doeloe dan kuliner Nusantara dengan berbagai wahana seperti kolam renang, kolam terapi ikan, mini tubing , spot selfi , hamparan sawah
Pasar Kumandang berlokasi di Dusun Bongkotan, Desa Bojasari, Kecamatan Kertek, Wonosobo. Pasar Kumandang pertama kali melakukan gelaran pada bulan Mei 2018. Asal kata kumandang didapat dari Ramalan Jayabaya yaitu pasar ilang kumandange atau pasar kehilangan suara.
Ramalan Jayabaya merupakan ramalan mengenai bencana yang akan terjadi di Pulau Jawa oleh Raja Kerajaan Kediri yaitu Prabu Jayabaya. Oleh karenanya diberi nama Pasar Kumandang untuk menggemakan kembali kebersamaan sehingga pasar tidak akan kehilangan “kumandang”nya.
Pada awalnya, Pasar Kumandang berada di daerah perbukitan di tengah pepohonan. Seiring berjalannya waktu, area pasar Kumandang dipindah ke lahan baru. Saat ini, Pasar Kumandang berlokasi di tanah kas desa, di tengah-tengah persawahan. Lokasi pasar Kumandang yang baru seluas 1 hektar.
Konsep yang diusung dari Pasar Kumandang adalah persawahan/area pedesaan, kuliner tempo dulu, zero plastic, dan pemberdayaan masyarakat. Saat ini terdapat 14 pondok-pondok yang digunakan pedagang untuk berjualan berbagai macam makanan tradisional/makanan tempo dulu mulai dari lupis, klepon, combro, tiwul, gethuk lindri, serabi, sego megono, nasi jagung dan masakan tempo dulu lainnya.
Ketika melaksanakan gelaran pasar, para penjual dan pengelola memakai baju tradisional berupa ikat kepala, lurik dan kain jarik. Proses transaksi yang digunakan di Pasar Kumandang menggunakan uang dari batok kelapa yang diberi khas Pasar Kumandang. Awalnya dilakukan proses penukaran di loket penukaran uang. Satu koin bernilai Rp 2.000,00 (dua ribu rupiah). Pemilihan koin batok dilakukan untuk mengangkat keunikan tersendiri.
Kuliner populer menjadi andalan dari Pasar Kumandang ini. Siapa sih yang yang tidak kenal kuliner ini di area Jawa Tengah dan Jogjakarta; Cenil berbahan dasar Singkong yang sudah menjadi tepung tapioka tentu teksturnyapun sudah sangat lembut dan kenyal dilumuri dengan juruh Gula jawa yang sudah dicairkan tentu sangat mengoda selera bagi penikmantnya.
Terdapat ragam kuliner lokal tempo dulu yang khas dari Desa Wisata Pasar Kumandang, dan ragam kuliner lokal Wonosobo. Misalnya adalah Kuliner cenil lopis.
Berbicara tentang Kuliner tempo Doloe pasti tidak asing dengan kuliner yang satu ini, kuliner yang mengoda selera dengan rasa khas manis gula jawa, yups Getuk panganan yang terbuat dari ubi / singkong ini awal mulanya hanya berbentuk bulat saja, tetapi dipasar kumandang dikreasikan menjadi aneka warna dan diberi nama getuk gulung dan dan bentuknyapun seperti bulat roda
dijamin maknyus untuk cemilan atau kudapan disertai juga dengan Teh hangat dipagi hari
Selain aneka getuk di Pasar Kumandang Juga Banyak dijumpai kuliner berbahan dasar singkong salah satunya adalah Ciwel, ada yang tahu gak ciwel itu apa? ciwel biasa kami menyebutnya karena disamping tekstur kenyal dan lembut juga berasa gurih dari parutan Kelapa muda, uniknya lagi adalah warna kuliner satu ini berwarna hitam cerah degan bahan pewarna alami tentunya, untuk harga sendiri relatif murah hanya dengan 1 keping / 2 ribu bisa mendapatkan 2 buah ciwel yang maknyus ini.
Note: Kuliner hanya buka pada hari minggu saja.
Kamu bisa mencoba terapi kolam ikan langsung di alam dengan pemandangan terbuka. Juga bisa mencoba kolam renang yang memadukan konsep alam ini. Selain itu terdapat persewaan ATV seharga Rp 20.000 untuk 15menit. (untuk update harga bisa langsung kontak pengelola ya)
Terdapat rumah marmot dan taman bermain anak yang bisa menjadi pilihan bagi wisata untuk anak.
Konsep Pasar Kumandang sangat cocok untuk wisata keluarga, sembari menikmati alam dan suasana tempo dulu, dan tentu saja merasakan ragam kuliner lokal yang disediakan,.